Ditjen Pajak, Reformasi Birokrasi yang Gagalkah?

Oleh    : Anike Dessa Ispridevi

Belakangan ini rakyat Indonesia gempar dengan masalah masalah korupsi yang diangkat oleh media secara besar besaran. Keringat KPK sedikit demi sedikit memperoleh hasil. Banyak sekali kasus yang media angkat seperti kasus Angelina Sondakh, Miranda Goeltom, Tommy, dan kasus yang paling mencabik cabik nurani Gayus Tambunan Mengapa paling mencabik cabik? Karena setelah ia korupsi ia masih dapat bermain main dengan hukum.

“Koruptor seharusnya mati agar jera, tetapi di Indonesia tidak ada hukuman mati, entah yang  mungkin terjadi di Indonesia adalah hukum yang mati ~ Anike”

 
banyak orang yang lebih sering meminta tolong, padahal saya yakin dia masih bisa melakukan apa yang dia mintakan tolong...
sulit memang untuk mengubah mind set seseorang yang lebih sering meminta tolong dibanding mengerjakan sesuatu sendiri,,,

saya pernah dikritik oleh teman saya
"ke, kenapa sih kamu ga minta tolong aja??? kan kasian kamunya, capek"
saya jawab

 
Picture
~ TOPENG ~

Awan Gelap menggulung, mendung... itulah hatiku saat ini, galau kata anak anak jaman sekarang. Tak dapat kulukiskan secara detail apa yang terjadi. Dipikiranku saat ini rasanya seperti ada pisau yang menyayat nyayat otak. Akhirnya terbersitlah sebuah pemikiran yang tiba tiba sangat mengganggu, pemikiran itu adalah,,, aku seorang pembohong, penipu dan apa lah itu kata lain dari kedua inti pemikiranku. Tahukah kamu kawan , rasanya menjadi seorang penipu ulung  juga butuh konsistensi,,, konsistensi seperti apa yang ada di benakmu? Ya, konsisten utuk berbohong dan menipu, untuk menutup tipuan kita kita menutupnya dengan tipuan baru, untuk menutupi tipuan baru, kita tipu lagi dan seterusnya. Kadang dalam perjalanan penipuan kita, kita merasa bersalah, kita merasa hidup ini tidak nyaman, kita merasa dihantui oleh kebenaran yang kita tutup tutupi. Ah,,, hidup ini memang berat sebetulnya kawan.


 
by Anike 'Ike' Dessa Ispridevi on Tuesday, 5 January 2010 at 14:05

Bismillah . . .
realita kehidupan memang sulit tuk dicerna oleh seonggok sel-sel otak yang saling mengirimkan koneksi.
sebuah pemikiran yang sederhana dapat menjadi kompleks,
dan pemikiran yang kompleks bisa menjadi sederhana. . .
awalnya mungkin anda bertanya-tanya.
apa maksud tulìsan ini?