by Anike 'Ike' Dessa Ispridevi on Saturday, 31 October 2009 at 17:40

dia berbeda dari bunga melati yang rendah hati dia bersolek sendiri ditengah kerumunan dedaunan,
dia ingin selalu menjadi yang pertama dan tak terkalahkan,
mahkotanya melambangkan kekayaan dan parasnya.
tapi tak menggambarkan hatinya, karena hatinya seperti duri duri yang ada pada tangkainya, dapat melukai setiap orang,
dia si mawar merah
yang selalu didatangi kumbang kumbang nakal, yang selalu mengelu elukannya,
kumbang kumbang itu menyukai paras dan kekayaanya atas madunya,
hanya itu,
kumbang kumbang itu tak benar benar menyukai si mawar merah.

suatu ketika,,,
si melati kecil dan rendah hati berkata,
hei mawar merah, apakah kau takut kehilangan mahkotamu?
lalu si mawar merah berkata,
tidak! aku akan selalu dielu elukan oleh mereka, dengan atau tanpa mahkota.

suatu ketika, di musim kemarau,
si mawar merah kehausan, mahkotanya mengering,
lalu
satu demi satu mahkotanya terbang mengikuti angin,
sekarang
si mawar merah hanya tinggal putik dan benang sari yang kering,
tatkala ia melihat kumbang,
ia berkata,
hei kumbang , kemari!
kumbang menjawab,
gak mau!
dia bertanya lagi,
kenapa?
kumbang menjawab,
untuk apa mawar yang sudah tak bermahkota? lebih baik kau mati saja! karena sudah tak berfungsi.

si mawar merah terkejut dan menangis,
tak sadar, di dalam tangisannya ia pun menghilang seiring berjalannya waktu.

. . .
well,
untuk para mawar merah,
lihatlah ke bawah, lihat ke arah melati,,,
sadarlah bahwa diatas kamu masih ada yang lebih baik.

dan jangan sombong karena roda kehidupan akan terus berputar,,



Leave a Reply.